Sejarah Singkat Persis
Persatuan Islam atau Persis lahir di bandung pada tanggal 12 september 1923 oleh KH Zamzam, yang berasal dari palembang dan Muhammad Yunus. Pada tahun 1926 masuk A Hassan sosok yang paling berpengaruh dalam mewarnai paham dan gerakan persis. Kemudian pada tahun 1927 bergabung Mohammad Natsir, yang merupakan murid dari A Hassan dalam bidang keagamaan.
Untuk menyebarkan paham dan ide-idenya persis waktu itu menerbitkan risalah dan majalah. antara lain Pembela Islam (1929-1935), al Fatawa (1933-1935), Soal Jawab ( 1931-1940), al-lisan (1935-1942), at-Taqwa (dalam bahasa sunda 1937-1941 ), laskar islam (1937), dan al-Hikam ( 1939 ).
Pada tahun 1940 Ahmad Hassan beserta 25 muridnya pindah ke bangil, Jawa Timur, sedangkan pesantren yang ada di bandung di lanjutkan oleh KH E Abdurrahman. Pada masa penjajahan Jepang, organisasi persis tidak mengalami perkembangan karena menentang kebijaksanaan penjajah yang menyuruh melakukan Sei kerei, yaitu memberi hormat kepada kaisar Jepang dengan cara memmbungkukkan badan 90 derajat ke arah Tokyo.
Pada tanggal 8 November 1945, Persis turut membidani lahirnya Masyumi di Yogyakarta, sebagai wadah politik umat islam di Indonesia. Persis menjadi anggota istimewa di dalam masyumi bersama Muhammadiyah dan NU, maka sejak saat itu persis sangat aktif di bidang politik praktis . Apalagi ketua umum persis waktu itu KH Isa Anshary di tunjuk sebagai ketua umum partai Masyumi wilayah jawa-barat (1950-1954), dan pernah pula ditunjuk sebagai anggota Dewan Pimpinan Masyumi tahun 1945-1960. Namun sejak Masyumi membubarkan diri pada tanggal 13 September 1960, Otomatis Persis menarik diri dalam dunia politik, kemudian di era kepemimpinan KH E Abdurrahman (1961-1983), Persis mengeluarkan tausiah (fatwa) yang melarang semua anggota dan pesantren serta ustad untuk aktif di bidang politik praktis.
Tujuan utama organisasi Persis ini adalah gerakan keagamaan yang ingin memurnikan ibadah umat dari paham yang dianggap menyimpang seperti takhayul, bid’ah, dan churafat (TBC), dan mengembalikan pemahaman keagamaan masyarakat pada nilai-nilai islam yang sebenarnya yaitu al-Quran dan Hadits Nabi. ( tidak berpatokan kepada pemahaman para madzhab. red).
Beberapa pemikiran dasar Persis antara lain
- Sumber pokok ajaran adalah Al-Quran dan Hadits
- Telogi – Allah mempunyai sifat
- Fikih – tidak berdasarkan suatu mazhab, tetapi berdasarkan Al-Quran dan Hadits
- Ahklak – berdasarkan Al-Quran dan Hadits
Tokoh dan Ketua Pimpinan Persis – Persatuan Islam
- A Hassan | - KH Mohammad Zamzam | - Mohammad Yunus |
- Mohammad Natsir | - KH Isa Anshary | - KH E Abdurrahman |
- K.H.A Latif Muchtar MA | - KH Shiddiq Amien | - M Maman Abdurrahman MA |
Template Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Borneo Templates
No comments:
Post a Comment