Showing posts with label sejarah persis. Show all posts
Showing posts with label sejarah persis. Show all posts

Persis itu Organisasi Politik bukan Organisasi Fiqih ?

June 19, 2015

Persis itu mula-mula adalah organisasi yang berdiri di tengah penjajahan tahun 1923 yang sangat aktif dalam politik. Tapi pada kelanjutannya Persis itu menjadi lembaga kefikihan saja yang dibicarakan.Demikian dikatakan Sejarawan Muslim, Ahmad Mansur Suryanegara

Beliau menilai, gerakan Persis terjebak pada lingkaran fikih ibadah, yang menurutnya terlalu kecil untuk digarap oleh ormas sebesar Persis.

“Persis sekarang ini tidak seperti semula yang sebenarnya sangat aktif dalam perpolitikan. Kalau dikatakan anti politik ya tidak, hanya saja kurang serius pada pemikiran politik,” tambahnya.

Dikatakan Suryanegara, A. Hassan adalah tokoh Persis yang berpengaruh bukan hanya dalam soal fikih, tapi juga dalam politik. Dirinya mencontohkan keberhasilan A. Hassan meng-Islamkan sejumlah pejabat Belanda waktu itu. Masjid Cipaganti merupakan bukti keberhasilan A. Hassan bukan dalam soal fikih.

“Itu Masjid Cipaganti dibangun oleh Wolff Schoemaker yang masuk Islam karena A. Hassan. Di Bandung ini tidak ada Masjid dibangun oleh penjajah, kecuali oleh Schoemaker yang sudah masuk Islam,” ungkap Suryanegara.

“Sekarang ini level kepemimpinan Persis dalam politik tidak ada kearah sepert itu. Pada kelanjutannya pemimpin Persis saat ini tidak sampai berada di atas. Jadi cenderung tertinggal sekarang ini,” katanya.

Suryanegara berharap, Persis bisa kembali terjun dan serius menggeluti politik seperti pada masa awal-awal, dan tidak hanya berfokus pada urusan fikih ibadah seperti saat ini.

“Saya sangat mendukung dan mudah-mudahan berhasil jika Persis terjun kembali ke bidang politik. Karena politik yang dipraktikkan Persis adalah politik untuk kepentingan Islam,” pungkasnya.

sumber:persisalamin.com

SEJARAH A.HASSAN SANG MAESTRO GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM INDONESIA

December 24, 2013

SEJARAH A.HASSAN SANG MAESTRO GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM INDONESIA



Mari mulai kultwit dengan tema Profil A. Hassan (Guru Besar Persis). Sesuai janji admin sebelumnya...

1. Ahmad Hassan Sang Guru Besar Persis (Persatuan Islam). Sang Maestro Pemikiran Pembaharuan Islam di Indonesia.

2. Namanya Hassan Bin Ahmad atau Ahmad Hassan, Hassan Bandung, Hassan Bangil atau A. Hassan (sprt yg trcantum dlm ratusan buku yg dtulisnya)

3. A. Hassan lahir di Singapura tahun 1887 dari seorg ayah bernama Ahmad dan ibu Hajjah Muznah

4. Sang ayah A. Hassan, Ahmad adlh seorg pedagang, pengarang & wartawan terkenal di Singapura. Pimred surat kabar Nurul Islam yg trbit dsana

5. Ibu A.Hassan, Muznah berasal dr Palakat, Madras, India dan msh keturunan Mesir, tetpi lahir di Surabaya.

6. A.Hassan kecil dibesarkan di lingkungan perniagaan & kewartawanan, ayahnya berharap nanti dia bs mjd penulis hebat seperti dirinya.

7. A. Hassan usia 7 tahun, dia sudah mempelajari Al-Quran dan dasar-dasar pengetahuan agama. Dia menyelesaikannya dlm 2 tahun.

8. Selepas itu A.Hassan masuk sekolah Melayu selama 4 tahun dan mempelajari bahasa Arab, bahasa Melayu, bahasa Tamil dan bahasa Inggris.

9. A.Hassan tdk sempat menamatkan sekolah dasarnya di Singapura, dia mulai bekerja usia 12 tahun di sebuah kedai kepunyaan iparnya Sulaiman.

10. A.Hassan mempelajari ilmu nahwu dan sharaf pada Muhammad Thaib, seorang guru terkenal di Minto Road atau juga terkenal Kampung Rokoh.

11. Demi ilmu, A.Hassan menerima syarat dr gurunya: datang belajar pagi sebelum subuh dan tidak boleh naik kenderaan ketika datang mengaji.

12. Setelah beberapa lama belajar Nahwu-sharaf, A.Hassan memperdalam bhs Arab kpd Said Abdullah Al-Munawi Al-Manusili selama beberapa tahun.

13. A.Hassan jg mmprdalam agama dg Abdul Lathif (guru yg trkenal d Melaka & Singapura), Haji Hassan (Syekh dr Malabar) & Syekh Ibrahim India

14. Semua proses belajar seperti ini ditekuni oleh A. Hassan dengan penuh dedikasi hingga tahun 1910 ketika Hassan berusia 23 tahun.

15. Disela tekun menuntut ilmu agama, A.Hassan belajar bertenun, dan pertukangan kayu, sempat membantu ayahnya di percetakan.

16. A.Hassan smbil mnuntut ilmu jg kerja d kedai perniagaan permata, minyak wangi & bekerja di Jeddah Pilgrims office (pejabat urusan haji)

17. Stlh selesai belajar thn 1910, A.Hassan mngabdi sbg guru d madrasah utk or2 India d Arab Street, Baghdad Street dan Geylang di Singapura

18. Keinginan ayahnya untuk melihat A.Hassan menjadi penulis mulai menampakkan hasilnya. A.Hassan mulai menulis dalam usia masih muda.
   
19. Pada tahun 1912-1913, A.Hassan membantu UTUSAN MELAYU yang diterbitkan di Singapura pimpinan Inche Hamid dan Sa’dullah Khan.
  
20. A.Hassan muda senang menulis nasihat agama, anjurat berbuat baik. Ia menyoroti persoalan dalam bentuk syair & kritik masyarakat.
   
21. A.Hassan bergaul dengan para pendiri Persis pada tahun 1925, tepat saat usia Persis 2 tahun berdiri.
   
22. Bermula dari kepindahan A.Hassan dr Singapura ke Surabaya utk berdagang, namun gagal dan rugi. Lalu memutuskan belajar tenun ke Bandung
 
23. Di bandung A.Hassan bertemu dg H. Zamzam, Tamim, Asyari (tokoh2 Persis) dan mulai mengisi pengajian di halaqah2 Persis.
  
24. A.Hassan merasa mendapatkan tempat yag tepat untuk beraktualisasi di Persis, kemudian beliau dikukuhkan sbg guru di Persis.
   
25. A.Hassan semasa di Bandung jg mnjlain silaturahmi kpd tokoh2 nasional spt Agus Salim, Cokroaminoto, Am Sangaji dll. Beliau sangat supel.

26. d Bandung, A.Hassan selain aktif mengajar d Persis, jg memberi les privat kpd pelajar2 didikan barat, bertablig & tetap produktif mnulis

27. Yg paling mnyita perhatian publik Indonesia, adlh debat A.Hassan kontra Ahmadiyah tahun 1930-an.

28. A.Hassan sangat menentang Ahmadiyah, dan menyebutnya ajaran yg mnyeleweng dr ajaran Islam, terutama thd klaim kenabian Mirza Gulam Ahmad

29. A.Hassan mnybut Ahmadiyah menyelewengkan ajaran Islam scr fatal krn mngaku ada nabi lg stlh Nabi Muhammad & ada kitab lg stlh Al Quran.

30. Ini yang menarik, debat A.Hassan dengan Abubakar Ayyub (tokoh Ahmadiyah) tahun 1930-an, kemampuan A.Hassan sbg sang ahli debat pun diuji

31. A.Hassan mengemukakan sebuah hadits: "Di hari Rasulullah SAW meninggal, bumi berteriak, katanya: “Ya Allah, apakah badanku ini akan...

32. ...Engkau kosongkan daripada diinjak oleh kaki-kaki nabi sampai hari kiamat?” Maka Allah berfirman kepada bumi itu: “Aku akan jadikan...

33. ...di atas badanmu manusia yang hatinya seperti nabi-nabi...”

34. Abubakar Ayyub lalu menanyakan ttg riwayat hadits itu. A Hassan menjawab tidak tahu.

35. A Hassan kemudian berkata: “Apakah tuan suka hadits ini? Bila tuan suka silakan pakai, bila tidak silakan tolak”.

36. Abubakar Ayyub kemudian menolak hadits yg disampaikan A.Hassan itu, krn tdk jelas siapa perawinya, drmn diambilnya & dimuat di kitab apa

37. Pengikut Ahmadiyah yg hadir ktk itu bersorak bangga dg tokohnya yg akan menang debat dlm wkt singkat, krn A.Hassan tdk bs mnerangkan itu

38. Para penonton dari kalangan Ahmadiyah bersorak, dan Ayyub pun merasa dirinya menang. Namun kemudian A Hassan membuat kejutan...

39. Ia mengatakan bahwa hadits itu terdapat di kitab Mirza, Tuhfah Baghdad halaman 11. Seketika, para pengikut Ahmadiyah diam seribu bahasa.

40. A Hassan meminta kepada Abubakar Ayyub agar bertanya kepada nabinya (Mirza) tentang riwayat hadits itu dan dari mana diambilnya...

41. ...serta tanyakan, bagaimana bumi bisa bicara kpd manusia, sbb hadits itu bukan hadits nabi, mengingat bumi brteriak stlh Rasul wafat..

42. ...Jadi tentu ada org lain yg mndengar omongan bumi & jawaban Allah itupun org lain yg mndengar. Siapa dia? Tanyakan kepada “nabi” Mirza

43. Argumen A.Hassan itupun membungkan Abubakar Ayyub, ia kalah telak tdk bisa membantah. Namun ia berkelit bhw hadits itu ada d kitab lain.

44. Abubakar: ada d Kanzul Ummi, kitabnya Ahmadiyah, namun ia bhkn mlemahkan dirinya dg mngaku tdk mmbawa kitab tsb, jd tdk bisa dilihat.

45. Tegas A.Hassan: "ADANYA HADITS ITU SUDAH CUKUP MENUNJUKAN KEPALSUAN MIRZA!!!". Abubakar Ayyub *Lap Keringat* Hehe

46. Dalam perdebatan dengan Abubakar itu A.Hassan berkata: hadits yang dibawakan oleh Mirza itu dengan jelas menyebutkan bahwa nabi...

47. ...(setelah Nabi Muhammad) tidak ada lagi. Yang ada hanya orang-orang yang hatinya seperti nabi.

48. Dr perdebatan ini jelas bahwa sebenarnya Abubakar Ayyub tdk memiliki hujjah (dalil) yg kuat utk membela Mirza Gulam Ahmad sbg sorg nabi

49. Walau kalah debat dr A.Hassan, tdk lantas Ayyub dan pengikutnya taubat, mrk tetap mengikuti ajaran Nabi palsu Mirza GA laknatullah alaih

50. Skrg kita bahas prestasi A.Hassan yg lain, Sang Maestro Luterasi, satu lagi kelebihan beliau, penulis hebat, sangat produktif.

51. A.Hassan adalah ulama yg sangat produktif dalam menulis. Sepanjang hayatnya beliau menelurkan ribuan karya tulis. Sebagian diterbitkan.

52. Tulisan yg diterbitkan berupa buku dan liflet yg jumlahnya ratusan, beberapa buku sngat populer hingga saat ini, Mjd rujukan para ulama.

53. Yg plg populer adlh Tafsir Al-Furqan, Soal-Jawab ttg Berbagai Masalah Agama (4 jilid), Kitab Pengajaran Shalat & Terjemah Bulughul Maram

54. Tafsir Al-Furqan adlh karya monumental A.Hassan, merupakan tafsir quran pertama yg ditulis oleh org Indonesia dg bahasa Melayu Indonesia

55. Buku2 beliau menyoroti brbagai hal: fiqih, akidah, ibadah, munakahah, hingga politik, sosial, kebangsaan dlm bingkai Keislaman. Amazing

56. A.B.C. Politik, Adakah Tuhan?, Al-Burhan, Al-Fara’id, Al-Hidayah, Al-Hikam, Al-Iman, Al-Jawahir, Manasik, adlh buku2 karya beliau.

57. Al-Mazhab, Al-Mukhtar, An-Nubuwwah, Apa Dia Islam?, Aqaid, At-Tauhid, Bacaan Sembahyang, Belajar Membaca Huruf Arab,Bibel lawan Bibel...

58. Debat Kebangsaan, Debat Luar Biasa, Debat Riba, Debat Taklid, Debat Talqin, Dosa-dosa Yesus, First Step, Hafalan, Hai Cucuku...

59. Hai Putriku, Halalkah Bermazhab?, Is Muhammad a Prophet?, Isa dan Agamanya, Isa Disalib?, Isra’ Mi’raj, Kamus Persamaan, Kamus Rampaian,

60. Kesopanan Islam, Kesopanan Tinggi, Ketuhanan Yesus, Kitab Riba, Kitab Tajwid, Matan Ajrumiyah, Merebut Kekuasaan, Muhammad Rasul...

62. Nahwu, Pedoman Tahajji, Pemerintahan Islam, Pengajaran Shalat, Pepatah, Perempuan Islam, Qaidah Ibtidaiyah, Ringkasan Islam, Syair...

63. Risalah Ahmadiyah, Risalah Hajji, Risalah Jum’at, Risalah Kudung, Special Diction, Surat Yasin, Talqien, Tertawa, Topeng Dajjal..

64. Wajibkah Zakat?, What is Islam, dan masih banyaaaaaakkkk lagi...

65. Karya A.Hassan sebanyak itu menandakan bahwa beliau adalah Sang Maestro Literasi Islam di Indonesia.

66. A.Hassan sering dianggap sbg ulama fundamen, agresif, ekstrem krn sama sekali enggan berkompromi dengan BID'AH.

67. A.Hassan, Sang Guru Persis memang mempunyai pendirian yg kukuh dalam bersikap, jika sudah hitam, hitam, tak kan diputih2kan, Tegas!!!

68. Dlm prinsip Ijtihad, A Hassan menekankan bahwa ijtihad harus merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits yang shahih saja.

69. Implikasinya adalah terpinggirkannya fatwa para kiyai, terutama karena tidak diketahui rujukan nasnya atau bertentangan dengan nas.

70. Kalaupun ada ulama yang dijadikan rujukan itu lebih karena pendapatnya dianggap sesuai dengan nas yang dapat dipertanggungjawabkan.

71. Konsekuensi dr daya kritisnya, A Hassan sangat menentang taklid (mengikuti pendapat tanpa mengetahui alasannya atau dalil) secara mutlak

72. Tetapi memperkenankan ittiba’, yaitu mengikuti suatu pendapat yang jelas dalilnya dan diakui kebenarannya...

73. Dlm beristimbath, A.Hassan lbh mmegang lafaz (kata) yg jelas/zahir dlm mnyimpulkan hukum, brpegang teguh pd zahir nas & menolak takwil

74. A.Hassan sering mndpt surat, berupa pertanyaan, saran, kritik, dan semua surat itu pasti beliau jawab dg lugas dan tegas.

75. Stlh 17 tan brdakwah d Bandung, A.Hassan mmutuskan utk pindah ke Bangil, Pasuruan, Jawa Timur bserta sebagaian santri dan percetakannya.

76. d Bangil, A.Hassan tetap menulis, berdakwah, mengajar dan berdebat, tetap menerbitkan buku2 dan melayani surat2.

77. Tahun 1941 di Bangil itu, A.Hassan mendirikan pesantren PERSIS BANGIL. Muridnya lambat laun mjd banyak & dtang dr sluruh pnjuru negeri

78. Kpribadian A.Hassan yg tangguh, berani mmbela kebenaran, pmbaharu, menghargai pendapat org lain, santun & bijak mnarik prhatian Soekarno

79. Soekarno yg kala itu msh mjd pejuang muda Indonesia sedang diasingkan di Endeh. Kemudian mengirm surat kpd A.Hassan.

80. Soekarno meminta kpd Tuan Hassan (sebutan soekarno kpd A.Hassan) dikirimi buku2 karya A.Hassan utk djadikan sumber rujukan Keislaman.

Sumber : Info Persis http://chirpstory.com/li/98659

Persatuan Islam atau Persis

October 16, 2010

Sejarah Singkat Persis

Persatuan Islam atau Persis lahir di bandung pada tanggal 12 september 1923 oleh KH Zamzam, yang berasal dari palembang dan Muhammad Yunus. Pada tahun 1926 masuk A Hassan sosok yang paling berpengaruh dalam mewarnai paham dan gerakan persis. Kemudian pada tahun 1927 bergabung Mohammad Natsir, yang merupakan murid dari A Hassan dalam bidang keagamaan.

Untuk menyebarkan paham dan ide-idenya persis waktu itu menerbitkan risalah dan majalah. antara lain Pembela Islam (1929-1935), al Fatawa (1933-1935), Soal Jawab ( 1931-1940), al-lisan (1935-1942), at-Taqwa (dalam bahasa sunda 1937-1941 ), laskar islam (1937), dan al-Hikam ( 1939 ).

Pada tahun 1940 Ahmad Hassan beserta 25 muridnya pindah ke bangil, Jawa Timur, sedangkan pesantren yang ada di bandung di lanjutkan oleh KH E Abdurrahman. Pada masa penjajahan Jepang, organisasi persis tidak mengalami perkembangan karena menentang kebijaksanaan penjajah yang menyuruh melakukan Sei kerei, yaitu memberi hormat kepada kaisar Jepang dengan cara memmbungkukkan badan 90 derajat ke arah Tokyo.

Pada tanggal 8 November 1945, Persis turut membidani lahirnya Masyumi di Yogyakarta, sebagai wadah politik umat islam di Indonesia. Persis menjadi anggota istimewa di dalam masyumi bersama Muhammadiyah dan NU, maka sejak saat itu persis sangat aktif di bidang politik praktis . Apalagi ketua umum persis waktu itu KH Isa Anshary di tunjuk sebagai ketua umum partai Masyumi wilayah jawa-barat (1950-1954), dan pernah pula ditunjuk sebagai anggota Dewan Pimpinan Masyumi tahun 1945-1960. Namun sejak Masyumi membubarkan diri pada tanggal 13 September 1960, Otomatis Persis menarik diri  dalam dunia politik, kemudian di era kepemimpinan KH E Abdurrahman (1961-1983), Persis mengeluarkan tausiah (fatwa) yang melarang semua anggota dan pesantren serta ustad untuk aktif di bidang politik praktis.

Tujuan utama organisasi Persis ini adalah gerakan keagamaan yang ingin memurnikan ibadah umat dari paham yang dianggap menyimpang seperti takhayul, bid’ah, dan churafat (TBC), dan mengembalikan pemahaman keagamaan masyarakat pada nilai-nilai islam yang sebenarnya yaitu al-Quran dan Hadits Nabi. ( tidak berpatokan kepada pemahaman para madzhab. red).

Beberapa pemikiran dasar Persis antara lain

  • Sumber pokok ajaran adalah Al-Quran dan Hadits
  • Telogi – Allah mempunyai sifat
  • Fikih – tidak berdasarkan suatu mazhab, tetapi berdasarkan Al-Quran dan Hadits
  • Ahklak – berdasarkan Al-Quran dan Hadits

Tokoh dan Ketua Pimpinan Persis – Persatuan Islam

- - KH Mohammad  Zamzam - Mohammad Yunus
- Mohammad Natsir - KH Isa Anshary - KH E Abdurrahman
- K.H.A Latif Muchtar MA - KH Shiddiq Amien - M Maman Abdurrahman MA