LOCKDOWN ala Umar Bin Khatab RA dan SOSIAL DISTANSI ala Amru bin Ash RA

March 20, 2020

Semuanya saat ini sedang marak terjadi penyebaran virus Corona yang kemudian diberi nama oleh Who sebagai Coronavirus Disease That Was Discovered 2019 disingkat covid-19 penyebaran wabah ini sangat cepat di mana hanya dalam tempo 3 bulan telah terjadi 213.557 kasus, dan korban meninggal sebanyak 8790 jiwa.

Organisasi kesehatan dunia Who telah menginstruksikan kepada setiap pemimpin negara yang rentan terhadap penyebaran virus ini untuk segera menerapkan Lockdown (isolasi), dan Sosial Distenci (menjaga jarak)  di negara masing-masing.



Teryata dalam sejarah Islam kebijakan seperti ini pernah terjadi beberapa kali. sebuah buku karya Syekh Ali Ash Shalabi, menulis tentang kisah yang dialami Khalifah Umar Bin Khattab RA pada tahun 18 hijriyyah.

Hari itu Khalifah Umar Bin Khattab RA bersama para sahabatnya berjalan dari Madinah menuju negeri Syam. Rombongan khalifah berhenti di perbatasan sebelum masuk Syam karena mendengar ada wabah tha'un di Amwas, yang melanda negeri tersebut. Kemudian terjadilah dialog yang hangat antara para sahabat membicarakan, Apakah rombongan mereka masuk ke negeri Syam atau kembali pulang ke Madinah. Khalifah Umar yang bijaksana tidak ingin buru-buru membuat keputusan dan beliau meminta pendapat dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar keduanya masing-masing berselisih pendapat sehingga tak ada kesepakatan yang terjadi.

Ketika itu Gubernur Syam Abu Ubaidah Bin Jarrah, datang ke perbatasan untuk menemui rombongan Khalifah Umar. Gubernur Syam Abu Ubaidah RA yang sangat menginginkan mereka masuk berkata " Wahai Amirul Mukminin Apakah anda ingin lari dari takdir Allah subhanahu wa ta'ala ?"  Khalifah Umar RA berkata " benar ini lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Tidakkah kau melihat seandainya engkau memiliki unta dan lewat di suatu lembah dan mendapatkan dua tempat bagi untamu, tempat yang subur dan tempat yang gersang, kemana akan engkau arah untamu ? jika kelahan gersang itu engkau akan menjumpai takdir Allah dan jika ke lahan subur pun engkau juga akan menjumpai takdir Allah! Sesungguhnya dengan kami pulang kita hanya pindah dari takdir satu ke takdir yang lain"

Akhirnya perbedaan itu berakhir ketika datang Abdurrahman bin Auf RA, mengingatkan kejadian yang sama di masa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan mendengar Rasulullah bersabda "jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri Maka jangan kalian memasukinya dan jika kalian berada di daerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya" Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.

Rombongan Khalifah Umar akhirnya pulang ke Madinah. Khalifah Umar merasa tidak kuasa  meninggalkan sahabat yang dikaguminya Abu Ubaidah RA, beliau pun menulis surat untuk mengajak Abu Ubaidah ke Madinah. namun beliau adalah Abu Ubaidah yang hidup bersama rakyatnya dan mati pun bersama rakyatnya.

Khalifah Umar Pun Menangis membaca surat balasan itu tangisnya semakin bertambah ketika Khalifah Umar Bin Khattab mendengar Abu Ubaidah, Muadz Bin Jabal, Suhail bin Amr dan sahabat-sahabat mulia lainnya RA wafat karena wabah THA'UN di negeri Syam.

Diperhitungkan sekitar 25000 hingga 30000 orang wafat.hampir separuh penduduk Syam ketika itu.

"Maka tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu ia menatap ke kampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah subhanahu wata'ala tetapkan baginya pahala orang yang mati syahid"Hadits Riwayat Bukhari dan Ahmad

Pada abad ke-7 sekitar tahun 632 masehi bersamaan dengan tahun 18 Hijriyah belum ada ilmu kedokteran dan obat-obatan apalagi vaksin untuk sebuah wabah.

Akan tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memberikan solusi memang tidak bisa mencegah seluruhnya tetapi setidaknya dapat meminimalisir jatuhnya korban yang lebih banyak dikawatirkan orang yang memasuki daerah wabah akan ikut terjangkit dan sebaliknya orang yang sudah terlanjur dalam wilayah wabah dilarang keluar ke daerah lain karena dikhawatirkan akan membawa wabah  keluar sehingga memakan korban lebih banyak lagi

Pada akhrinya wabah tersebut berhenti ketika Amru bin ash RA memimpin Syam.hasil tadabbur pendalaman beliau dan kedekatannya dengan alam menjadi kunci kesuksesannya Amru bin as berkata Wahai sekalian manusia penyakit ini menyebar layaknya kobaran api jaga jarak lah dan berpencar lah kalian dengan menempatkan diri di gunung-gunung Mereka pun berpencar dan menempati gunung-gunung . Wabah pun berhenti layaknya api yang padam karena tidak bisa lagi menemukan bahan bakar. Dalam bahasa modern bakteri atau virus tidak menemukan inang baru, atau manusia baru sebagai tempat inkubasinya yang baru.

No comments:

Post a Comment