Bag Pertama.
Oleh: H. Deni Solehudin
Sumber : Buletin Risalah Jum'ah Persis
=================================
Ada ungkapan yang terkenal di kalangan
masyarakat dan dinisbatkan kepada
Rasulullah Sollallahu 'alaihi wasallam,
ungkapan yang dimaksud adalah:
" اِخْتِلاَف أُمَّتِي رَحْمَة ".
“Perbedaan pendapat umatku adalah
rahmat”.
Apakah benar ungkapan di atas adalah
ucapan Rasulullah Sollallahu 'alaihi wasallam
dan bagaimana maknanya?
Untuk mendudukkan pernyataan di atas,
kami akan mengkaji dari segi sanad dan
matan. Dari segi sanad, Imam An Nawawi
mengutip perkataan Al-Khothoby dengan
lafal :
قَالَ الْخَطَّابِيُّ : وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللهَّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ : " اِخْتِلاَف أُمَّتِي رَحْمَة " (شرح النووي على
مسلم ـ مشكول ٦/) ٢۷
Al-Khotoby mengatakan: “telah diriwayatkan
dari Nabi Sollallahu 'alaihi wasallam…
sesungguhnya beliau telah bersabda
:”Perbedaan pendapat umatku adalah
rahmat”. (Syarah An Nawawy, 6:27).
Namun di situ tidak disebutkan sanadnya.
Begitu juga Imam As Suyuthy mengatakan
bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh
Nashr Al Maqdisy dalam kiab Al-Hajjah, Imam
Al-Baehaqie dalam kitabnya Ar Risalah Al Asy'ariyah dengan tanpa sanad pula. Al-Hasil,
sebagaimana disimpulkan oleh Syaikh Ihsan
bin Muhammad bin Ayis al-'Utaiby dalam
Mi'ah min al-Ahadits al-Musytahirah 'ala
Alsinah no. 43. bahwa hadits ini adalah hadits
yang maudhu' (palsu) (lihat pula Al-Asrar alMarfu'ah
506 dan Tanzih asy-Syari'ah 2/402).
Sedangkan secara matan, walaupun
hadits tersebut banyak dipakai oleh sebagian
ulama dengan maksud yang baik yaitu untuk
mempersatukan umat. Akan tetapi maksud
yang baik tidaklah cukup, dan tidak akan
tercapai pada tujuannya kalau dilakukan
dengan cara yang tidak benar. Sebagaimana
dikatakan oleh Ibn Mas'ud :
وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
Betapa banyak orang yang menginginkan
kebaikan tetapi ia tidak dapat mencapainya
Terlebih, hadits di atas bertentangan
dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits yang
shahih. Allah berfirman :
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِين
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi
mereka Senantiasa berselisih pendapat,
إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ
جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu dan untuk Itulah Allah menciptakan
mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya)
telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan
memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan
manusia (yang durhaka) semuanya. (Q.S. Hud:
118-119)
وَأَطِيعُوا اللهََّ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْھَبَ رِيحُكُمْ
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهََّ مَعَ الصَّابِرِينَ
dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar. (QS. Al-Anfal: 46)
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهَِّ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهَِّ
عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهَُّ
لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُون
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk (Ali Imran : 103)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهََّ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَْمْرِ
مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهَِّ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِا َِّ
وَالْيَوْمِ الآْخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِي
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya. (An-Nisa' : 59 )
Bersambung ke : Penjelasan Ungkapan Ikhtilaafu ummatie rahmatun ( bag kedua )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment