Pertama, pandangan ke tempat sujud yaitu ketika sebagai asal dalam salat, berikut hadis dari sahabat Anas bin Malik :
قال النبي صلى الله عليه وسلم: "مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَرْفَعُونَ أَبْصَارَھُمْ إِلَى السَّمَاءِ فِي صَلاَتِهِمْ فَاشْتَدَّ قَوْلُهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى
قَالَ لَيَنْتَهُنَّ عَنْ ذَلِكَ أَوْ لَتُخْطَفَنَّ أَبْصَارُھُمْ
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kenapa orang-orang mengarahkan pandangan mereka ke langit ketika mereka sedang shalat? Suara beliau semakin tinggi hingga beliau bersabda: "Hendaklah mereka menghentikannya atau Allah benar-benar akan menyambar penglihatan mereka." (Sahih al-Bukhari, 1/150) .
Imam al-Bukhari menempatkan hadis tersebut dalam bab mengangkat pandangan mata ke langit ketika salat, berdasarkan petunjuk secara manthuq dalam hadis terkait dengan larangan mengarahkan pandangan kelangit ketika salat . Maka mafhum mukhalafahnya kita diperintahkan untuk
menundukan panda-ngan ketika salat atau melihat ke arah tempat sujud. Imam asSyaukani dalam Nail al-Authar membuat bab melihat bab pandangan orang yang salat ke tempat sujudnya dan larangan melihat ke atas ketika salat” dan menem-patkan hadis diatas sebagai salah satu argumentasinya.
Kedua, disunnahkan pandangan ke arah telunjuk ketika tasyahud
عَنْ عَبْدِ اللهَِّ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ رَأَى رَجُلاً يُحَرِّكُ الْحَصَى بِيَدِهِ وَھُوَ فِي الصَّلاَةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لَهُ عَبْدُ اللهَِّ لاَ تُحَرِّكْ
الْحَصَى وَأَنْتَ فِي الصَّلاَةِ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَلَكِنْ اصْنَعْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللهَِّ صَلَّى اللهَُّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ قَالَ وَكَيْفَ
كَانَ يَصْنَعُ قَالَ فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ الَّتِي تَلِي الإِْبْهَامَ فِي الْقِبْلَةِ وَرَمَى بِبَصَرِهِ إِلَيْهَا أَوْ
نَحْوِھَا ثُمَّ قَالَ ھَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهَِّ صَلَّى اللهَُّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَع.ُ
dari Abdullah bin 'Umar dia melihat seorang laki-laki menggerak-gerakkan kerikil dengan
tangannya saat shalat. Setelah selesai, Abdullah berkata kepadanya; "Janganlah kamu
menggerak-gerakkan kerikil saat shalat,sesungguhnya itu perbuatan syetan. Berbuatlah sebagai-mana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam." la berkata; "Bagaimana cara Rasulullah
Shallallahu 'alaihiwasallam melakukannya?" Aku menjawab; "Beliau meletakkan tangan
kanan di atas paha kanan, lalu mengangkat jari telunjuknya ke arah kiblat dan mengarahkan
pandangan matanya ke jari tersebut -atau ke sekitarnya." Kemudian ia berkata, "Begitulah
cara Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam melakukan-nya." (Hr. Nasai, Sunan an-Nasai,
2/236)
tangannya saat shalat. Setelah selesai, Abdullah berkata kepadanya; "Janganlah kamu
menggerak-gerakkan kerikil saat shalat,sesungguhnya itu perbuatan syetan. Berbuatlah sebagai-mana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam." la berkata; "Bagaimana cara Rasulullah
Shallallahu 'alaihiwasallam melakukannya?" Aku menjawab; "Beliau meletakkan tangan
kanan di atas paha kanan, lalu mengangkat jari telunjuknya ke arah kiblat dan mengarahkan
pandangan matanya ke jari tersebut -atau ke sekitarnya." Kemudian ia berkata, "Begitulah
cara Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam melakukan-nya." (Hr. Nasai, Sunan an-Nasai,
2/236)
Ketiga, boleh ketika berjamaah mengikuti pandangan ke arah imam untuk mengikuti
imam dan tidak mendahuluinya. Di antara hadis yang menjelaskan hal tersebut adalah,
عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ قَالَ قُلْنَا لِخَبَّابٍ أَكَانَ رَسُولُ اللهَِّ صَلَّى اللهَُّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ قُلْنَا بِمَ كُنْتُمْ تَعْرِفُونَ
ذَاكَ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ
dari Abu Ma'mar berkata, "Kami bertanya kepada Khabbab, apakah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam membaca surah dalam shalat Zhuhur dan 'Ashar?" Dia menjawab, "Ya." Kami
tanyakan lagi, "Bagaimana kalian bisa mengetahuinya?" Dia menjawab, "Dari gerakan jenggot Beliau." (H.R. Bukhari, Sahih alBukhari, 1/150)
'alaihi wasallam membaca surah dalam shalat Zhuhur dan 'Ashar?" Dia menjawab, "Ya." Kami
tanyakan lagi, "Bagaimana kalian bisa mengetahuinya?" Dia menjawab, "Dari gerakan jenggot Beliau." (H.R. Bukhari, Sahih alBukhari, 1/150)
Hadis di atas menunjukan para sahabat melihat gerakan Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika dalam salat, tujuannya tiada lain untuk mengikuti gerakan imam dan tidak mendahuluinya.
Dengan demikian kesimpulannya, ketika salat di depan atau sekitaran Ka'bah, maka
salatnya menghadap Ka'bah dengan pandangan mata ke arah tempat sujud. Wallahu A'la
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment