RINGKASAN KITAB SAFAR - Syarah Riyadhu ash-Sholihin

January 13, 2014

Di kirim oleh Ust Jajang Solih via group Fb-ppi73

clip_image002

Jamaah Kajian Kitab Kuning Pesantren Persis 73 Garogol

RINGKASAN KITAB SAFAR - Syarah Riyadhu ash-Sholihin Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin

1. DIANJURKAN MEMULAI PERJALANAN UNTUK SAFAR PADA HARI KAMIS;

عن كعب بن مالك - رضي الله عنه - : أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - خَرَجَ في غَزْوَةِ تَبُوكَ يَوْمَ الخَمِيس ، وَكَانَ يُحِبُّ أنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَميسِ . متفقٌ عَلَيْهِ .

وفي رواية في الصحيحين: لقَلَّمَا كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يَخْرُجُ إِلاَّ في يَوْمِ الخَمِيسِ.

Dari Ka’ab bin Malik -semoga Allah meridhainya-: bahwasanya Nabi SAW berangkat pada waktu Perang Tabuk pada hari Kamis, dan keadaan Nabi SAW menyukai bepergian pada hari Kamis.” (Bukhari Muslim)

Dan pada satu riwayat dalam ash-Shahihain: “Jarang sekali Rasulullah SAW bepergian kecuali pada hari kamis”.

2. DAN DIANJURKAN BERANGKAT PADA PAGI HARI;

وعن صخر بن وَداعَةَ الغامِدِيِّ الصحابيِّ - رضي الله عنه-: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، قَالَ : (( اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي في بُكُورِهَا (3) وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشَاً بَعَثَهُمْ مِنْ أوَّلِ النَّهَارِ . وَكَانَ صَخْرٌ تَاجِراً ، وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ أوَّلَ النَّهَار ، فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ . رواه أَبُو داود والترمذي ، وقال : (( حديث حسن )) .

Dari Shokhr bin Wada’ah al-Ghamidi ash-Shahabiyi, semoga Allah meridhainya, bahwasanya Rasulullah SAW berdo’a: “Ya Allah, berilah berkah untuk umatku di waktu pagi (3x), dan keadaan beliau jika mengutus tentara atau pasukan perang, beliau mengirimnya di awal hari (pagi). Sedangkan Shokhr adalah seorang pedagang, dia mengirim dagangannya itu pada awal hari (pagi), maka dia menjadi kaya dan bertambah banyak hartanya. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi, dan dia berkata: (hadits ini adalah hadits hasan)

3. DIANJURKAN DISERTAI TEMAN KETIKA BEPERGIAN;

عن ابن عمرَ رضي اللهُ عنهما ، قَالَ : قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - : (( لَوْ أنَّ النَّاسَ يَعْلَمُونَ مِنَ الوحدَةِ مَا أعْلَمُ، مَا سَارَ رَاكبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ ! )) رواه البخاري.

Dari Abdullah bin Umar -semoga Allah meridhai keduanya-, dia berkata; telah bersabda Rasulullah SAW: “Andaikan orang-orang mengetahui bahayanya orang yang berjalan sendirian sebagaimana yang aku ketahui, maka tidak akan ada orang berkendaraan yang berani berjalan sendirian pada waktu malam.” (HR. Bukhari)

4. DIANJURKAN MENGANGKAT SEORANG PEMIMPIN YANG AKAN DITAATI KETIKA BEPERGIAN LEBIH DARI SEORANG;

وعن أَبي سعيد وأبي هُريرة رضي اللهُ تَعَالَى عنهما، قالا : قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - : (( إِذَا خَرَجَ ثَلاَثَةٌ في سَفَرٍ فَليُؤَمِّرُوا أحَدَهُمْ )) حديث حسن ، رواه أَبُو داود بإسنادٍ حسن .

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah -semoga Allah meridhai keduanya-, mereka berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: “apabila ada tiga orang yang keluar untuk satu perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat pemimpin (rombongan) salah seorang diantara mereka”. (Hadits Hasan. H.R. Abu Daud dengan sanad Hasan)

5. DIANJURKAN MERAWAT DAN BERSIKAP BIJAKSANA (BERBUAT IHSAN) ATAS KENDARAAN YANG DITUMPANGI KETIKA MELAKUKAN SAFAR;

عن أَبي هُريرةَ - رضي الله عنه -، قَالَ : قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - : (( إِذَا سَافَرْتُمْ فِي الخِصْبِ، فَأعْطُوا الإبلَ حَظَّهَا مِنَ الأَرْضِ، وَإِذَا سَافَرْتُمْ في الجدْبِ، فَأسْرِعُوا عَلَيْهَا السَّيْرَ، وَبَادِرُوا بِهَا نِقْيَهَا، وَإِذَا عَرَّسْتُمْ، فَاجْتَنِبُوا الطَّرِيقَ ؛ فَإنَّهَا طُرُقُ الدَّوَابِّ، وَمَأوَى الهَوَامِّ بِاللَّيْلِ )) رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya-, dia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Apabila kalian bepergian (melewati) daerah yang subur, maka penuhilah hak unta (kendaraan) dari bumi. Dan jika kalian bepergian (melewati) daerah yang gersang maka percepatlah laju jalannya unta (kendaraan), dan percepatlah sumsumnya. Dan jika kalian berhenti sebentar untuk beristirahat, maka hindarilah berhenti di (tengah) jalan, sebab itu merupakan tempat berjalannya binatang ternak, dan tempatnya singa di waktu malam”. (H.R. Muslim)

6. JIKA BERNIAT TIDUR KETIKA BERISTIRAHAT PADA WAKTU AWAL MALAM (JAUH DARI WAKTU SHALAT SHUBUH), MAKA DIANJURKAN TIDUR BERBARING KE SEBELAH KANANNYA. TETAPI JIKA HENDAK TIDUR PADA WAKTU DEKAT MENJELANG SHUBUH, MAKA DIANJURKAN TIDUR DENGAN CARA MEMBENTANGKAN SIKUT DAN MENEMPATKAN KEPALA DI ATAS TELAPAK TANGANNYA (AGAR SHALAT SHUBUH TIDAK KETINGGALAN);

وعن أَبي قتادة - رضي الله عنه -، قَالَ : كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ فِي سَفَرٍ، فَعَرَّسَ بِلَيْلٍ اضْطَجَعَ عَلَى يَمِينهِ ، وَإِذَا عَرَّسَ قُبَيلَ الصُّبْحِ نَصَبَ ذِرَاعَهُ ، وَوَضَعَ رَأسَهُ عَلَى كَفِّهِ. رواه مسلم

Dari Abu Qatadah -semoga Allah meridhainya-, dia berkata: “Adalah Rasulullah SAW apabila sedang berada dalam satu perjalanan, kemudian berhenti sebentar untuk beristirahat di waktu malam, beliau berbaring menghadap ke sebelah kanan beliau, dan apabila beliau berhenti sebentar untuk istirahat pada saat waktu mendekati shubuh, beliau membentangkan tangannya (dari siku sampai ujung jari), dan meletakkan kepala di atas telapak tangannya. (H.R. Muslim)

7. KETIKA BERISTIRAHAT DAN TIDUR, DIANJURKAN MEMILIH TEMPAT YANG AMAN

8. KETIKA BERISTIRAHAT DI PERJALANAN, DILARANG TERPISAH DARI KELOMPOK;

وعن أَبي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ -رضي الله عنه-، قَالَ: كَانَ النَّاسُ إِذَا نَزَلُوا مَنْزِلاً تَفَرَّقُوا في الشِّعَابِ وَالأوْدِيَةِ. فَقَالَ رسولُ الله-صلى الله عليه وسلم-: (إنَّ تَفَرُّقكُمْ فِي هذِهِ الشِّعَابِ وَالأوْدِيَةِ إنَّمَا ذلِكُمْ مِنَ الشَّيْطَانِ !) فَلَمْ يَنْزِلُوا بَعْدَ ذَلِكَ مَنْزِلاً إِلاَّ انْضَمَّ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ. رواه أَبُو داود بإسناد حسن .

Dari Abu Tsa’labah al-Khusyani -semoga Allah meridhainya-, dia berkata; “Keadaan orang-orang apabila singgah di suatu tempat, mereka terpisah-pisah di perbukitan dan lembah-lembah. Maka Rasulullah SAW bersabda: “sungguh tercerai-berainya kalian sesungguh-nya itulah perbuatan dari syetan! Maka setelah (kejadian) itu, mereka tidak berhenti di suatu tempat kecuali sebagian dari mereka berkumpul dengan sebagian yang lainnya. (H.R. Abu Daud dengan derajat hasan)

9. DIANJURKAN SALING TOLONG MENOLONG DENGAN SESAMA PADA SAAT BEPERGIAN;

وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - ، قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ في سَفَرٍ إذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَةٍ لَهُ ، فَجَعَلَ يَصْرِفُ بَصَرَهُ يَمِيناً وَشِمَالاً ، فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم- : (مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ ظَهْرَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلُ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ زَادَ لَهُ) ، فَذَكَرَ مِنْ أصْنَافِ المَالِ مَا ذَكَرَهُ ، حَتَّى رَأيْنَا ، أنَّهُ لاَ حَقَّ لأَحَدٍ مِنَّا فِي فَضْلٍ . رواه مسلم.

Dari Abu Sa’id al-Khudzriy -semoga Allah meridhainya-, dia berkata: “Ketika kami berada di suatu perjalanan, tiba-tiba datang seorang laki-laki di atas kendaraan miliknya, kemudian laki-laki tersebut mulai mengarahkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mempunyai kelebihan harta yang banyak, maka berikanlah yang lebih itu kepada orang yang tidak mempunyai harta. Dan barangsiapa yang mempunyai perbekalan yang lebih, maka berikanlah yang lebih itu kepada orang yang tidak memiliki bekal. Kemudian beliau menyebutkan pembagian harta yang telah beliau sebutkan sehingga kami berpendapat bahwa tidak ada hak sama sekali bagi seseorang dari kami dalam hal yang lebih (dari keperluan). (H. R. Muslim)

10. DIANJURKAN BERDO’A KETIKA SAFAR

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - : (( ثلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَات لاَ شَكَّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ المَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ )) رواه أَبُو داود والترمذي ، وقال : ( حديث حسن ). وليس في رواية أَبي داود : ( عَلَى وَلَدِهِ ).

Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya-, berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Ada tiga macam do’a yang akan dikabulkan (oleh Allah), tidak diragukan lagi tentang ketiganya; “(yakni) Do’a orang yang terdzalimi, Do’a orang yang bepergian, dan Do’a orang tua terhadap anaknya”. (H.R. Abu Daud dan at-Turmudzi, dia mengatakan: Hadits yang Hasan. Sedangkan dalam riwayat Abu Daud tidak ada lafadz (‘ala waladihi: terhadap anaknya)

11. DO’A KETIKA NAIK KENDARAAN

اَللهُ اَكْبَرُ (3×)

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ . اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى . اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ . اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ . اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ والْوَلَدِ.

“Maha Suci Dzat yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Ya Allah! Sesungguh-nya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakan-Mu. Ya Allah! Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah! Engkau-lah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga dan anak-anak.”

(Berdasarkan H.R. Muslim dari Ibnu Umar r.a)

12. KETIKA PULANG DARI SAFAR DAN DI SAAT MELIHAT KAMPUNG HALAMAN DIANJURKAN UNTUK BERDO’A;

آيِبُونَ ، تَائِبُونَ ، عَابِدُونَ ، لِرَبِّنَا حَامِدُونَ

“Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami”

(Berdasarkan H.R. Muslim dari Ibnu Umar r.a)

Do’a ini dibaca terus menerus hingga tiba di kampung halaman

13. DIANJURKAN TAKBIR SEBANYAK 1X, 2X, ATAU 3X KETIKA MELEWATI JALAN YANG MENANJAK ATAU KETIKA BERADA DI TEMPAT YANG TINGGI, SERTA DIANJURKAN MEMBACA TASBIH SEBANYAK 1X, 2X, ATAU 3X KETIKA MELEWATI JALAN YANG MENURUN ATAU KETIKA BERADA DI TEMPAT YANG RENDAH;

وعن ابن عمرَ رضي اللهُ عنهما ، قَالَ : كَانَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وجيُوشُهُ إِذَا عَلَوا الثَّنَايَا كَبَّرُوا ، وَإِذَا هَبَطُوا سَبَّحُوا . رواه أَبُو داود بإسناد صحيح.

Dari Ibnu Umar -semoga Allah meridhai keduanya-, dia berkata: “Nabi SAW dan pasukannya apabila menaiki jalan-jalan yang mendaki mereka bertakbir dan apabila mereka menurun mereka bertasbih”. (H.R. Abu Daud dengan sanad yang shahih)

14. KETIKA KHAWATIR DAN MERASA TAKUT TERHADAP SUATU KAUM, MAKA DIANJURKAN BERDO’A;

اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِى نُحُورِهِمْ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ

“Ya Allah! Sesungguhnya kami menjadikan Engkau di leher mereka (agar kekuatan mereka tidak berdaya dalam berhadapan dengan kami), dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.”

(Berdasarkan H.R. at-Turmudzi dari Abu Musa al-Asy’ari)

15. KETIKA SINGGAH DI SUATU TEMPAT, MAKA DIANJURKAN BERDO’A DENGAN DO’A;

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

"Aku berlindung dengan segala firman-firman Allah yang lengkap sempurna dari gangguan (kejahatan) semua makhluk-Nya"

(Berdasarkan H.R. Muslim dari Khaulah binti Hakim)

16. DO’A KETIKA MENGHADAPI MALAM DALAM SUATU PERJALANAN

يَا أرْضُ، رَبِّي وَرَبُّكِ اللهُ ، أعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيكِ ، وَشَرِّ مَا خُلِقَ فِيكِ ، وَشَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ ، وَأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ أسَدٍ وَأسْوَدٍ ، وَمِنَ الحَيَّةِ وَالعَقْرَبِ ، وَمِنْ سَاكِنِ البَلَدِ ، وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا وَلَدَ

"Hai bumi, Robb-ku dan Robb-mu adalah Allah. Aku berlindung kepada Allah dari gangguanmu dan gangguan yang ada padamu, dan dari gangguan makhluk yang ada padamu, dan dari gangguan yang hidup di mukamu. Aku berlindung kepada Allah dari gangguan singa, srigala, ular, kalajengking dan dari penghuni negeri serta dari bapak (iblis) dan anak (syetan).

(Berdasarkan H.R. Abu Daud dari Ibnu Umar)

17. DIANJURKAN UNTUK SEGERA PULANG KEMBALI KEPADA KELUARGA JIKA MAKSUD DAN KEPERLUAN SUDAH SELESAI;

عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - : أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ : (( السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ العَذَابِ، يَمْنَعُ أحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرابَهُ وَنَوْمَهُ، فَإذَا قَضَى أحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ مِنْ سَفَرِهِ ، فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أهْلِهِ )) متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Bepergian itu adalah sebagian dari siksa, seseorang terhalang dari makan, minum dan tidurnya. Maka jika salah seorang dari kalian telah selesai menunaikan maskudnya, hendaklah ia segera kembali kepada keluarganya.” (H.R. Bukhari Muslim)

18. DIANJURKAN PULANG DARI SAFAR PADA WAKTU SIANG HARI, DAN MAKRUH HUKUMNYA PULANG DARI SAFAR PADA WAKTU MALAM HARI, KECUALI ADA HALANGAN ATAU TELAH MEMBERITAHUKAN TERLEBIH DAHULU KEPADA KELUARGANYA;

وعن أنسٍ - رضي الله عنه - ، قَالَ : كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - لا يَطْرُقُ أهْلَهُ لَيْلاً ، وَكَانَ يَأتِيهمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً . متفقٌ عَلَيْهِ

Dari Anas -semoga Allah meridhainya-, berkata: “Adalah Rasulullah SAW tidak biasa mengetuk pintu keluarganya pada waktu malam, dan beliau biasa mendatangi mereka pada waktu pagi atau sore hari”. (H.R. Bukhari Muslim)

19. DIANJURKAN UNTUK MENJADIKAN MESJID YANG ADA DI KAMPUNG HALAMAN SEBAGAI TEMPAT YANG PERTAMA KALI DISINGGAHI, KEMUDIAN MELAKSANAKAN SHALAT DUA RAKA’AT DI MESJID ITU;

عن كعب بن مالِك - رضي الله عنه - : أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ ، بَدَأ بِالْمَسْجِدِ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ . متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ka’ab bin Malik -semoga Allah meridhainya-: “Sesungguhnya Rasulullah SAW jika tiba dari bepergian, beliau mendahulukan masuk ke mesjid dan shalat dua raka’at di dalam mesjid itu”. (H.R. Bukhari Muslim)

20. HARAM HUKUMNYA BAGI SEORANG PEREMPUAN BEPERGIAN TANPA DITEMANI MAHRAMNYA;

عن أَبي هريرة - رضي الله عنه -، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: (( لاَ يَحِلُّ لامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَومِ الآخِرِ تُسَافِرُ مَسِيرَةَ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ عَلَيْهَا )) متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam perjalanan sehari semalam kecuali bersama mahramnya”. (H.R. Bukhari Muslim)

 

No comments:

Post a Comment