Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri, mengatakan tantangan dakwah semakin besar. Namun, DDII tetap akan melanjutkan kegiatan intinya dalam bidang dak wah. Serangkaian cara dila ku kan DDII untuk merespons dan mengatasi tantangan itu.
Menurut Syuhada, salah satunya dilakukan melalui pengaderan para dai. Mereka tak hanya mendapatkan bekal ilmu agama, tapi juga kemampuan lainnya. Seiring kemajuan zaman, mereka juga memperoleh pengajaran bagaimana menggunakan teknologi informasi.
“Kami ingin perkemba ngan teknologi informasi bisa dimanfaatkan untuk ber dakwah,” kata Syuhada di Ja karta, Selasa (28/9).
Ia menambahkan, DDII bercita-cita bisa menggunakan ke majuan teknologi lainnya sebagai sarana dakwah. Game, misalnya, bisa saja di manfaatkan untuk me nyampaikan dakwah.
Sekarang ini, ungkap Syuhada, banyak masyarakat yang gemar bermain game dan tak jarang membuat mereka melupakan segalanya. Ia yakin dengan ke mampuan para dai mencipta kan game yang menarik dan sarat nilai agama maka akan sangat membantu menyampaikan dakwah kepa da masyarakat. “Hal sema cam itu dibutuhkan.” Syuhada menuturkan, me lalui kemajuan teknologi ba nyak orang yang mendo rong hal-hal negatif. Mereka juga melakukannya secara ter organisasi sehingga po tensi keberhasilannya sa ngat besar. Maka itu, dak wah pun mestinya berjalan dengan manajemen yang baik dan peralatan canggih.
Dakwah yang dikembang kan DDII, jelas dia, ber tujuan menanamkan ke imanan dalam diri umat.
Dalam dakwahnya, para dai DDII ditekankan untuk terus memegang cara dak wah yang diajarkan Nabi Mu hammad dan para sahabat nya. Ia mencontohkan, salah satu sikap atau etika Rasulullah dalam berdakwah.
Menurut dia, meskipun Abu Jahal orang yang paling memusuhi Islam, Rasulullah tak pernah menyebutnya sebagai laknatullah.
Itu berlangsung selama Abu Jahal masih hidup.
Bahkan, kata Syuhada, Rasulullah mendoakan agar Abu Jahal mendapatkan hi d ayah meskipun akhirnya tak memperolehnya.
No comments:
Post a Comment