Vanesaa Vroon-Najem berhasil memenuhi keinginannya. Sebuah pameran yang
ia rancang akhirnya terwujud. Pameran di Museum Amsterdam, Belanda, itu
menggambarkan tentang meningkatnya jumlah mualaf dan kehidupan mereka.
Pameran
sudah berjalan mulai 11 April lalu hingga 27 Juli 2014 mendatang.
Pameran bertema Converted. Becoming Muslim – being Muslim itu merujuk
pada penelitian Najem untuk program PhD-nya. Ia seorang antropolog yang
memeluk Islam pada 1996.
Sejak pertama melakukan penelitian, ia
ingin mengomunikasikannya kepada banyak orang. ‘’Saya juga ingin
menyampaikan informasi lebih baik mengenai perkembangan Islam di
Belanda,’’ kata Najem seperti dikutip laman berita Onislam, Ahad (18/5)
lalu.
Jumlah orang yang memutuskan menjadi mualaf telah melebihi
15 ribu orang. Perempuan yang sudah bekerja di Museum Amsterdam sejak
1999 itu juga menggandeng mualaf perempuan lainnya, Saskia Aukema. Ia
seorang fotografer.
Najem mengakui, proposal pameran yang
diajukan ke museum diterima dengan baik karena didukung foto-foto bagus
Aukema. Dan sebenarnya, Aukema pun sudah berencana untuk memamerkan
foto-foto tentang mualaf.
Menurut Najem, pameran seperti ini
dapat menunjukkan wajah Muslim yang damai. Bukan kelompok-kelompok
radikal yang biasa ditampilkan di media. ‘’Banyak orang menggunakan
istilah ‘kami’ dan mereka saat berbicara tentang Islam,’’ katanya.
Namun,
Najem meyakini melalui pameran prasangka terhadap Islam dan Muslim bisa
perlahan memudar. Menurut Aukema, ia menyiapkan proyek pameran ini
selama enam bulan. Selain itu, Najem dan Aukema juga akan menerbitkan
buku yang ditulis bersama berjudul Converted.
Menurut Noureddine
Steenvoorden, seorang mualaf, pameran di Museum Amsterdam bertujuan
memperkaya pengetahuan warga Belanda mengenai perkembangan sosial.
Maksudnya, semakin banyak orang yang berpindah agama ke Islam.
Tak
hanya itu, ia berharap pula terhapusnya prasangka buruk warga terhadap
Muslim dan para mualaf. Ia membantu memasang pengumuman terkait pameran.
Ia juga mengunjungi komunitas Muslim agar tertarik pergi ke Museum
Amsterdam.
Ia mengajak Aukema ke masjid-masjid untuk memotret
kegiatan komunitas Muslim dan mualaf. ‘’Dia ingin memberikan pandangan
yang tak bias terhadap mualaf dan bagaimana mereka menunaikan ibadah
sehari-hari,’’ kata Steenvoorden.
Saskia Aukema mengungkapkan
pengalamannya saat bertemu dengan para mualaf dan kemudian memotretnya.
Menurut dia, upaya meningkatkan hubungan anak-anak muda mualaf dengan
orang tuanya menjadi topik utama bagi mereka.
Aukema mencoba
menangkap fenomena ini melalui lensa kameranya. Salah satunya, ujar dia,
seorang perempuan mualaf berbincang bersama ibunya dengan penuh kasih
sayang.
sumber : republika.co.id